Masih Manunggu Imam Mahdi?
(Kedudukan Hadis-Hadis Imam Mahdi)
Oleh : Amin Saefullah Muchtar
7 Agustus 2010 pukul 9:01
Pertanyaan
إِعْلَمُوا أَيُّهَا اْلإِخْوَانُ إِنَنَا قَدْ نَجَوْنَا مِنْ أَيْدِي الضَّالِمِينَ فِي ضِلِّ دَوْلَةِ هذِهِ الْمَلَيْكَةِ
“Ketahuilah wahai saudara-saudara, sesungguhnya kita telah terselamatkan dari tangan orang-orang yang zalim di bawah naungan kerajaan perempuan ini (yaitu Queen Victoria), ratu Ingris tahun 1819-1901”
فَالْحَمْدُ للهِ الَّذِي بَدَّلَنَا مِنْ بَعْدِ خُوفِنَا أَمْنًا وَ أَعْطَانَا مَلِيكَةً رَحِيمَةً كَرِيـمَةً
- رواه أبو داود وابن ماجة والـحاكم –
Dari Abu Sa’id, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘(al-mahdi) dari kami yang Isa bin Maryam akan bermakmum kepadanya.” (H.r. Abu Nu’aim, al-Manarul Munief, hal. 134).
Dari Abu Sa’id, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Al-Mahdi dariku, dahinya lebar, hidungnya mancung. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi sebelumnya dipenuhi dangan kezhaliman dan pelanggaran. Dan ia akan berkuasa selama 7 tahun.”
Keterangan:
A. Sanad
Keterangan:
A. Sanad
3. Ibnu Majah, Abu Nu’aim, dan Ahmad dari Tsauban.
4. Ibnu Majah dan At-Thabrani dari Abdullah bin Al-Harits
5. At-Tirmidzi, Ibnu Hiban, Al-Bazzar, At-Thabrani, Abu Ya’la dan Ad-Daruquthni dari Abu Hurairah.
6. At-Thabrani dan Al-Bazzar dari Qurrah bin Ayas
7. At-Thabrani dari Thalhah bin Ubaidillah
8. Abu Nu’aim dan At-Thabrani dari Ibnu Umar
9. At-Thabrani dari Ummu Habibah
10. Abu Nu’aim dari Hudzaifah
11. Abu Nu’aim dari Abdurrahman bin Auf
12. Abu Nu’aim dan Al-Bazzar dari Jabir
13. Abu Nu’aim dari Abdullah bin Amr
14. Abu Nu’aim dan Ibnu Asakir dari Al-Husain
15. Ad-Daruquthni dari Muhammad bin Ali
16. Nu’aim bin Hammad dari Amr bin Al-Ash
17. Nu’aim bin Hammad dari Abu Qubail
18. Nu’aim bin Hammad dari Ammar bin Yasir
19. Nu’aim bin Hammad dari Ka’ab
20. Abu Ya’la dari Aisyah
Namun semuanya tidak terlepas dari kedaifan.
Berdasarkan tinjauan sanad dan matan tersebu, kami berkesimpulan bahwa hadis-hadis di atas tidak dapat dijadikan hujjah tentang keberadaan Imam Mahdi karena semuanya dha’if.
Berdasarkan tinjauan sanad dan matan tersebu, kami berkesimpulan bahwa hadis-hadis di atas tidak dapat dijadikan hujjah tentang keberadaan Imam Mahdi karena semuanya dha’if.
اَحِادِيْثُ الْمَهْدِى كُلُّهَا ضَعِيْفَةٌ لَيْسَ فِيْهَا مَا يُعْتَمَدُ عَلَيْهِ وَلاَ يُغْتَرُّ بِمَنْ جَمَعَهَا فِى مُصَنَّفَاتٍ (أسنى المطالب ص. 588)
Berita tentang munculnya Imam Mahdi adalah takhayyul, dan orang yang mempercayainya musyrik.
1.Sejauhmana
keyakinan kita kepada kedatangan Imam Mahdi yang akan memerangi Dajjal bersama
Nabi Isa? Apakah Imam Mahdi itu ada? Saya minta keterangan yang jelas dalam Alquran
dan hadis tentang Imam Mahdi dan Dajjal?
Jawaban
:
Istilah
Imam Mahdi muncul dan berhubungan erat dengan akidah mahdawiyyah, yakni
keyakinan bahwa di akhir zaman akan datang seorang juru selamat yang akan
menyelamatkan kehidupan manusia di muka bumi dari ketidakadilan, kesengsaran,
dan kekejaman. Dia akan membawa mereka pada kebahagian dan kedamaian.
Sebenarnya
cerita tentang “ratu adil” ini terdapat hampir pada setiap pemeluk agama.
Orang-orang Persia menantikan datangnya Mesio Darbahmi. Orang-orang Hindu
menantikan turunnya Kalki. Orang-orang Yahudi menantikan Mesia. Sementara
keyakinan tentang turunnya Mahdi di kalangan sebagian umat Islam, khususnya
kaum sufi dan syi’i berpangkal pada kepercayaan Mesio Darbahmi dan Mesia.
Diduga kuat yang pertama kali memasukkan paham ini pada kaum muslimin adalah
Abdullah bin Saba si Yahudi itu.
Mirza Ghulam Ahmad di India, pernah
mengaku sebagai Imam Mahdi yang memuji penjajahan kerajaan Inggris atas Hindia
dan Pakistan antara lain dalam bukunya yang berjudul “At Tabligh” hal. 190 :
أَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا وُجُودَهَا
وَجُودَهَا
“Hai Tuhan, berkatilah untuk kami
dengan adanya dan kemurahannya (ratu itu).”
“Sekalian puji-pujian adalah bagi
Allah yang telah mengganti kami dari ketakutan menjadi aman dan mengaruniakan
kepada kami raja perempuan yang penyayang lagi pemurah.”
وَلَعَمْرِي إِنَّ هذَا الْقَوْمَ
قَوْمٌ أَرْسَلَهُ اللهُ لَنَا لِخَيْرِنَا
وَ وَجَبَ عَلَيْنَا شُكْرُهُمْ
بِالْقَلْبِ وَ اللِّسَانِ
“Dan wajib kita bersyukur kepada mereka
dengan hati serta lidah.”
Kemudian
Raymond Paul Pierre Westerling, pernah juga merealisasikan pengakuannya sebagai
ratu adil (Imam Mahdi). Dan ia mampu membunuh 40. 000 rakyat Sulawesi Selatan.
Kemudian menyerang kota Bandung tahun 1950 secara tiba-tiba sehingga
menimbulkan korban yang banyak. Dan masih banyak lagi orang-orang yang mengaku
sebagai Imam Mahdi.
Tentang
Imam Mahdi ini, baik dalam Alquran maupun hadis yang sahih tidak terdapat satu
keterangan pun yang menjelaskan adanya. Malah sampai pada abad pertengahan
Islam tidak ada seorangpun yang mengenalnya. Adapun hadis-hadis tentang Mahdi
itu seluruhnya hadis palsu dan penipu. Adapun hadis-hadis termaksud adalah
sebagai berikut:
عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ اَلْمَهْدِى مِنْ عِتْرَتِى مِنْ وَلَدِ
فَاطِمَةَ.
Dari
Ummu Salamah, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda,
Hadis
Kedua :
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ
أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي. -رواه أبو داود والترمذي
وابن حبان وابن أبي شيبة و أبو نعيم-
Dari
Ibnu Masud, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Dunia tidak akan binasa
sehingga seorang laki-laki dari ahlu baitku yang namanya sesuai dengan namaku
menguasai Arab.” (H.r. Ahmad, Musnad al-Imam Ahmad, VI:42, No. 3.571, hal. 44
No. 3.572, hal. 45 No. 3.573, VII:174, No. 4.098, hal. 311, No. 4.279; Abu
Daud, Sunan Abu Daud, III:310; At-Tirmidzi, Tuhfatul Ahwadzi VI:485; Ibnu
Hiban, Shahih Ibnu Hiban VII:576; Ibnu Abu Syaibah, al-Mushannaf VIII:678; dan
Abu Nu’aim, Hilyatul Aulia III:101-102).
عَنْ عَلِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ اَلْمَهْدِى مِنَّا اَهْلَ الْبَيْتِ يُصْلِحُهُ اللُه فِى لَيْلَةٍ. -رواه
احمد وابن ماجة وابن أبي شيبة.
Dari
Ali, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Al-Mahdi dari kami ahlul bait,
Allah membimbingnya dalam satu malam.” (H.r. Ahmad, Musnad al-Imam Ahmad ; Ibnu
Majah, Sunan Ibnu Majah IV:413; dan Ibnu Abu Syaibah, al-Mushannaf VIII:678).
Hadis Keempat
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ لاَ يَزْدَادُ اْلأَمْرُ إِلاَّ شِدَّةً وَلاَ الدُّنْيَا إِلاَّ
إِدْباَرًا وَلاَ النَّاسُ إِلاَّ شُحًّا وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلَى
شِرَارِ النَّاسِ وَلاَ الْمَهْدِيُ إِلاَّ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ. رواه ابن ماجة
والـحاكم-
Hadis Keenam
عَنْ عُثْمَانَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ الْمَهْدِي مِنْ وَلَدِ الْعَبَّاسِ عَمِّى. -رواه الدارقطنى.
Dari Usman, ia berkata, “Rasulullah
saw. bersabda, ‘Al-Mahdi itu keturunan
Al-Abbas pamanku.” (H.r. Ad-Daraquthni, Silsilah al-Ahadits ad-Dha’ifah
I:108).
Hadis Ketujuh :
Hadis Kedelapan :
(H.r. Abu Daud, Sunan Abu Daud,
III:310; al-Hakim, al-Mustadrak IV:557)
1. Hadis kesatu dha’if, karena semua
sanadnya melalui seorang rawi yang bernama Ziyad bin Bayan dari Ali bin Nufail.
Adz-Dzahabi berkata: “Hadisnya tidak sahih”. Al-Bukhari berkata, “fi isnadihi
nazharun (pada sanadnya perlu diteliti).” (Mizanul I’tidal II: 87 ). Al-Uqaili
berkata, “ Tidak ada mutabi’ atas Ali bin Nufail, dan ia tidak dikenal kecuali
dengan hadis itu.”
(Mizanul I’tidal III:160 ).
2. Hadis kedua dha’if, karena semua
sanadnya melalui seorang rawi bernama Ashim bin Bahdalah (Abun Najud), dia
Buruk hapalan (Mizanul I’tidal II: 357). Hadis tersebut diriwayatka pula oleh :
a.
Al-Bazzar (Musnad Al-Bazzar VIII : 256), Ibnu Adi (Al-Kamil I : 129) dan Abu
Nu’aim (Silsilah hadis-hadis shahih IV :38) dari Qurrah bin Ayas. Pada
sanandnya terdapat seorang rawi bernama Daud bin Al-Muhabbir. Kata Abu Hatim,
“Dzahibul hadits (dia pemalsu hadis).” Kata Ad-Daruquthni, “Matrukul hadits
(hadisnya ditinggalkan).” (Tahdzibul Kamal VIII:446-447)
b. Abu Daud (Sunan Abu Daud III:310)
dari Ali bin Abu Thalib. Pada sanadnya terdapat rawi bernama Fithr, dia Syi’ah
Rafidhah. (Siyaru A’lamin Nubala VIII:31).
c. Ahmad (Musnad al-Imam Ahmad,
XVIII:209-210, No. 11.130, XVIII:416, No. 11.313) dan Abu Nu’aim (Hilyatul
Aulia, III:101-102) dari Abu said. Pada sanad Ahmad ada rawi bernama Mathar bin
Thuhman. Dia Shaduq (jujur), banyak salah (Tahdzibul Kamal XXVIII:54).
Sedangkan pada sanad Abu Nu’aim ada rawi bernama Haudzah. Kata Yahya bin Ma’in:
“Dia tidak terpuji (dalam periwayatan)” Ditanyakan kepadanya: “Kenapa ?” dia
menjawab, “Tidak ada seorangpun yang meriwayatkan hadis-hadis ini sebagaimana
yang dia riwayatkan, dan dia juga bisu.” (Tahdzibul Kamal XXX:323).
3. Hadis ketiga dha’if, karena semua
sanadnya melalui rawi bernama Yasin al-’ajli. Imam Al-Bukhari berkata, “fihi
nazharun (dirinya perlu diteliti), dan saya tidak mengetahui satu hadispun
riwayatnya selain ini (Tahdzibul Kamal XXXI:182). Syekh Ibnul Hammam berkata:
“Bila Al-Bukhari mengatakan fihi nazharun pada seseorang, maka hadisnya tidak
dapat dipakai hujjah, tidak dapat menjadi syahid, dan tidak pantas untuk
i’tibar.” (Tuhfatul Ahwadzi III:528).
4. Hadis keempat dha’if, karena pada
sanadnya terdapat rawi bernama Muhammad bin Khalid al-Junadi, dia majhul (tidak
dikenal) (Ta’liq ala Tahdzibul Kamal XXV:147). Dan Hasan al-Bishri, dia
mudallis (pelaku hadis mudallas) (Silsilah Hadis-hadis Dhaif I:103).
5. Hadis kelima dhaif, karena pada
sanadnya terdapat rawi bernama muhammad bin
6. Hadis keenam dha’if, pada
sanadnya terdapat dua orang rawi bernama al-Jayyid bin Nazhief dan Ja’far bin
Thariq. Nama keduanya tidak dikenal di kalangan ahli hadis. Dan Al-Jayyid tidak
tercatat sebagai murid Abu Nadhrah.
7. Hadis ketujuh dha’if, pada
sanadnya terdapat dua orang rawi bernama Imran bin Dawar. Kata Ad-Daruquthni,
“Dia sering menyalahi (rawi tsiqat) dan banyak waham.” (Ta’liq Tahdzibul Kamal
XXII:330). Dan Sahl bin Tamam, Kata Ibnu Hajar, “Dia shaduq (jujur), (sering)
keliru” (Ta’liq Tahdzibul Kamal XII:177).
Selain itu hadis-hadis tentang Imam
Mahdi diriwayatkan pula oleh:
1. Ibnu Majah, Abu Nu’aim, dan
Al-Bazzar dari Anas bin malik
B. Matan
Kemudian
ditinjau dari segi matan, hadis-hadis tentang al-mahdi simpang-siur, tidak ada
keserasian sehingga tidak dapat diambil kesimpulan. Ada yang menyebutkan dia
keturunan Fatimah. Ada yang menyebutkan keturunan Al-Abbas paman Nabi. Ada pula
yang menyatakan al-Mahdi itu Isa bin Maryam. Lalu tentang masa kekuasaan
al-Mahdi, ada yang menerangkan lima tahun, tujuh tahun, sembilan tahun, bahkan
ada yang menyebutkan dua puluh tahun.
Dalam kitab Asnal Mathalib
disebutkan:
“Hadis-hadis tentang al-Mahdi
semuanya dha’if, tidak ada satupun padanya yang bisa dijadikan pegangan
(dalil). Dan jangan tertipu oleh orang yang menghimpunnya dalam berbagai
kitab.” (Asnal Mathalib, hal. 588).
https://www.facebook.com/notes/amin-saefullah-muchtar/kedudukan-hadis-hadis-imam-mahdi/140961349268585,
Ahad 14 Muharram, 1435 H, 9 : 19
2 komentar:
kepada ustad yang konsen terhadap akhi yaman harap belajar ilmu hadis dulu !
kepada ustad yang konsen terhadap akhi yaman harap belajar ilmu hadis dulu !
Post a Comment