HAKIKAT NUZUL AL-QURAN (BAGIAN III)
Oleh : Amin Saefullah Muchtar
Tanggal 21 Ramadhan
Ada yang berpendapat bahwa Nuzulul
Quran itu terjadi pada tanggal 21 Ramadhan. Pendapat "21 Ramadhan"
menurut sebagian kalangan dipilih oleh Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuriy.
Beliau menjelaskan bahwa memang ada perbedaan pendapat di antara pakar sejarah
tentang kapan awal mula turunnya wahyu, yaitu turunnya surat Al-Alaq: 1-5, dan
beliau menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21 Ramadhan. Beliau mengatakan:
وَإِنَّمَا
رَجَّحْنَا أَنَّهُ الْيَوْمُ الْحَادِي وَالْعِشْرُوْنَ مَعَ أَنَّا لَمْ نَرَ
مَنْ قَالَ بِهِ لأَنَّ أَهْلَ السِّيْرَةِ كُلَّهُمْ أَوْ أَكْثَرَهُمْ
مُتَّفَقُوْنَ عَلَى أَنَّ مَبْعَثَهُ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَوْمَ
الإِثْنَيْنِ وَيُؤَيِّدُهُمْ مَارَوَاهُ أَئِمَّةُ الْحَدِيْثِ عَنْ أَبِى
قَتَادَةَ رضى الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ عَنْ
صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ فَقَال فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنزِلَ عَلَيَّ وفي
لفظ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
(صحيح مسلم 1\368 , أحمد 5\297 , 299 , البيهقي 4\286 , 300 , الحاكم 2\602 وَيَوْمُ الاِثْنَيْنِ فِيْ رَمَضَانَ
مِنْ تِلْكَ السَّنَةِ لاَ يُوَافِقُ إِلاَّ الْيَوْمَ السَّابِعَ وَالرَّابِعَ
عَشَرَ وَالْحَادِي وَالْعِشْرِيْنَ وَالثَّامِنَ وَالْعِشْرِيْنَ وَقَدْ دَلَّتِ
الرِّوَايَاتُ الصَّحِيْحَةُ أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ لاَ تَقَعُ إِلاَّ فِي
وِتْرٍ مِنْ لَيَالِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَأَنَّهَا تَنْتَقِلُ
فِيْمَا بَيْنَ هذِهِ اللَّيَالِي فَإِذَا قَارَنَّا بَيْنَ قَوْلِهِ تَعَالَى
(إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ) وَ بَيْنَ رِوَايَةِ أَبِى
قَتَادَةَ أَنَّ مَبْعَثَهُ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ
وَبَيْنَ حِسَابِ التَّقْوِيْمِ الْعِلْمِيِّ فِي وُقُوْعِ يَوْمِ الإِثْنَيْنِ
فِي رَمَضَانَ مِنْ تِلْكَ السَّنَةِ تَعَيَّنَ لَنَا أَنَّ مَبْعَثَهُ صلى الله
عليه وسلم كَانَ فِيْ الْيَوْمِ الْحَادِي وَالْعِشْرِيْنَ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلاً
Artinya: “Kami memilih pendapat yang
menyatakan pada tanggal 21, sekalipun kami tidak melihat orang yang menguatkan
pendapat ini. Sebab semua pakar tarikh atau setidak-tidaknya mayoritas di
antara mereka sepakat bahwa beliau diangkat menjadi Rasul pada ahari senin, dan
pendapat mereka diperkuat oleh riwayat para imam hadis, dari Abu Qatadah Ra.,
bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang shaum hari senin. Maka
beliau menjawab,
فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنزِلَ عَلَيَّ
“Pada hari inilah aku dilahirkan dan
pada hari ini pula turun wahyu kepadaku.”
Dan dalam redaksi lain:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ
عَلَىَّ فِيهِ
"Itu adalah hari dimana
aku dilahirkan dan hari dimana aku diutus atau diturunkan (wahyu) atasku"
(HR. Muslim, 1/368; Ahmad, 5/297; Al-Baihaqi, 4/286, 300; dan Al-Hakim 2/602).
Dan hari senin dari bulan Ramadhan
pada tahun itu adalah jatuh pada tanggal 7, 14, 21, dan 28. Beberapa riwayat
yang shahih telah menunjukkan bahwa Lailatul Qadar tidak jatuh kecuali pada
malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, dan berpindah di
antara malam-malam itu. Jadi jika kita membandingkan antara firman Allah,
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qadar (QS.
Al-Qadar:1)” dengan riwayat Abu Qotadah, bahwa diutusnya beliau sebagai rasul
jatuh pada hari senin, serta berdasarkan hisab almanac ilmiah tentang jatuhnya hari
senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu, maka jelaslah bagi kita bahwa
diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada malam tanggal 21 dari bulan Ramadhan.
(Lihat Ar-Rahiiq Al-Makhtuum, Bahs fii As-Siirah An-Nabawiyyah ‘alaa
Shaahibihaa Afdhal As-Shalaatu was Salaam, hlm. 66-67)
Hemat kami, bila penjelasan Syekh
Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuriy dianggap sebagai pendapat tentang Nuzulul
Quran, maka yang dimaksud adalah turunnya ayat Al-Quran untuk pertama kali
kepada Nabi saw. Ini berarti dapat dikategorikan Nuzulul Quran pada tahap
ketiga, yaitu ketika Al-Quran turun kepada Nabi saw. secara berangsur-angsur.
Tanggal 24 Ramadhan atau Malam ke-
25
Ada juga yang berpendapat bahwa
Nuzulul Quran itu terjadi pada tanggal 24 Ramadhan atau malam ke-25. Pendapat
ini didasarkan kepada hadis-hadis yang menyatakan tentang tanggalnya itu.
Adapun hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pertama, hadis dari Watsilah bin
al-Asqa bahwa Rasulullah saw. bersabda:
قَالَ أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ
السَّلَام فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَتْ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ
مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
وَأُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
“Lembaran-lembaran Ibrahim
diturunkan pada hari pertama bulan Ramadhan. Taurat diturunkan pada hari keenam
bulan Ramadhan, Injil diturunkan pada hari ketiga belas bulan Ramadhan.
Sedangkan Al-Quran diturunkan pada hari kedua puluh empat bulan Ramadhan.” (H.r. Ahmad, Musnad Ahmad,
XXXIV:346, No. 16.370)
Hadis ini diriwayatkan pula oleh
Imam Al-Baihaqi, Ath-Thabrani, Ibnu Abu Hatim, Al-Mundziri, dan Al-Waahidiy,
namun dengan penambahan redaksi:
وَأُنْزِلَ الزَّبُورُ لِثَمَانِ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ
رَمَضَانَ
“Zabur diturunkan pada hari delapan
belas bulan Ramadhan.” (Lihat, Al-Baihaqi, As-Sunan Al-Kubra, IX:188,
No. hadis 18.429 dan Syu’abul Iimaan, V:263; No. hadis 1671;
Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Kabir, XXII:75, No. hadis 185 dan Al-Mu’jam
Al-Awsath, VIII:435, No. hadis 3882; Ibnu Abu Hatim, Tafsir Ibnu
Abu Hatim, VI:273, No. hadis 1671; Al-Mundziri, At-Targhiib wat Tarhiib,
II:378, No. Hadis 1818; Al-Waahidiy, Asbaabun Nuzuul: 13)
Kedua, penjelasan Jabir bin Abdullah
yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la, sebagai berikut:
أَنْزَلَ اللَّهُ صُحُفَ إِبْرَاهِيمَ فِي أَوَّلِ
لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ عَلَى مُوسَى لِسِتٍّ
خَلَوْنَ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَ الزَّبُورُ عَلَى دَاوُدَ فِي إِحْدَى
عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ ، وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ عَلَى مُحَمَّدٍ
صلى الله عليه وسلم فِي أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
“Allah menurunkan lembaran-lembaran
Ibrahim pada hari pertama bulan Ramadhan. Taurat diturunkan kepada Musa pada
hari keenam bulan Ramadhan, Zabur diturunkan pada Dawud di hari ketiga belas
bulan Ramadhan, dan Al-Quran diturunkan pada Muhammad saw. di hari kedua puluh
empat bulan Ramadhan.” (H.r. Abu Ya’la, Musnad Abu Ya’la, juz 4, hlm.
137. No. 2190)
Penjelasan Para Ahli Hadis
(a) Hadis Watsilah bin al-Asqa
Seluruh jalur periwayatan hadis
Watsilah bin al-Asqa melalui rawi ‘Imran Abul ‘Awwaam, dari Abu Qatadah, dari
Abul Maliih, dari Watsilah bin al-Asqa, dari Raslullah Saw.
Kata Imam Al-Haitsami:
رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالطَّبَرَانِيُّ فِي الْكَبِيرِ
وَالْأَوْسَطِ، وَفِيهِ عِمْرَانُ بْنُ دَاوُدَ الْقَطَّانُ، ضَعَّفَهُ يَحْيَى،
وَوَثَّقَهُ ابْنُ حِبَّانَ، وَقَالَ أَحْمَدُ: أَرْجُو أَنْ يَكُونَ صَالِحَ
الْحَدِيثِ. وَبَقِيَّةُ رِجَالِهِ ثِقَاتٌ
“Hadis itu diriwayatkan oleh Ahmad
dan Ath-Thabari dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dan Al-Mu’jam Al-Awsath dan di dalam
sanadnya terdapat rawi ‘Imran bin Dawud Al-Qaththan. Ia dinyatakan dha’if oleh
Yahya bin Ma’in dan dinyatakan tsiqah (kredibel) oleh Ibnu Hibban. Dan Ahmad
berkata, ‘Aku berharap ia shalih al-hadits.’ Dan para rawi lainnya tsiqat.”
(Lihat, Majma’uz Zawaa`id wa Manba’ul Fawaa`id, I:407)
Menurut Syekh Al-Albaniy, “Hadis ini
hasan.” (Lihat, Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahiihah, IV:104)
(b)hadis Jabir bin Abdullah
Hadis Jabir diriwayatkan oleh Abu
Ya’la melalui rawi Sufyan bin Wakii’, dari Wakii’, dari Ubaidullah, dari Abu
Maliih, dari Jabir bin Abdullah.
Kata Imam Al-Haitsami:
رَوَاهُ أَبُو يَعْلَى، وَفِيهِ سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ،
وَهُوَ ضَعِيفٌ
“Hadis itu diriwayatkan oleh Abu
Ya’la dan di dalam sanadnya terdapat rawi Sufyan bin Wakii’, dan ia rawi
yang dha’if.” (Lihat, Majma’uz Zawaa`id wa Manba’ul Fawaa`id, I:408)
Kata Ibnu Hajar Al-Asqalani,
“(Susunan sanad dari Abul Maliih, dari Jabir bin Abdullah) ini terbalik,
seharusnya dari Watsilah Ra.” (Lihat, Al-Mathaalib Al-‘Aaliyyah Bi Zawaa`id
Al-Masaaniid Ats-Tsamaaniyyah, IV:350)
Berdasarkan penjelasan para ahli
hadis di atas, maka hadis Mauquf (ucapan shahabat) Jabir bin Abdullah
tidak dapat dipergunakan sebagai hujjah bahwa Al-Quran itu diturunkan kepada
Nabi pada “24 Ramadhan”, karena statusnya dha’if (lemah).
Dengan demikian, jika kita mengacu
kepada penilaian Syekh Al-Albani, maka kiranya menjadi sangat jelas bahwa atas
dasar riwayat Watsilah bin al-Asqa, peristiwa turunnya Al-Quran itu dapat
disimpulkan terjadi pada 24 Ramadan atau malam ke-25 Ramadhan, sebagaimana
dinyatakan oleh Al-Halimi:
يُرِيدُ بِهِ لَيْلَةَ خَمْسٍ وَعِشْرِينَ
“Yang dimaksud ialah malam ke-25.”
(Lihat, Syu’ab al-Iman, III:521)
Para ulama berbeda pemahaman tentang
Nuzulul Quran yang dimaksud pada hadis ini. Sebagian menyatakan bahwa turun
yang dimaksud adalah ke Lawh al-Mahfuzh, bukan turun kepada Nabi
Muhammad saw. Imam al-Munawi berkata:
ثم إن ما ذكر من إنزاله في تلك الليلة أراد به إنزاله
إلى اللوح المحفوظ فإنه نزل عليه فيها جملة ثم أنزل منه منجماً في نيف وعشرين سنة
“Kemudian apa yang dia sebutkan
tentang penurunan Al-Quran di malam itu, maksudnya penurunannya ke al-Lawh
al-Mahfuzh, karena pada malam itu Al-Quran diturunkan ke sana sekaligus.
Lalu diturunkan darinya secara bertahap selama 20 tahun lebih.” (Lihat, Faidh
al-Qadir, XI:144)
Berdasarkan pendapat ini, maka
Nuzulul Quran tanggal 24 Ramadhan atau malam ke-25 dapat dikategorikan Nuzulul
Quran pada tahap pertama, yaitu ketika Al-Quran diturunkan ke al-Lawh
al-Mahfuzh.
Sebagian menyatakan bahwa turun yang
dimaksud adalah turun kepada Nabi Muhammad saw. Hal itu sebagaimana dinyatakan
oleh Ibnu Hajar al-Asqalani:
وَهَذَا
كُلّه مُطَابِق لِقَوْلِهِ تَعَالَى ( شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ
الْقُرْآنُ ) وَلِقَوْلِهِ تَعَالَى ( إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ ) فَيَحْتَمِل أَنْ تَكُون لَيْلَة الْقَدْر فِي تِلْكَ السَّنَة
كَانَتْ تِلْكَ اللَّيْلَة ، فَأُنْزِلَ فِيهَا جُمْلَة إِلَى سَمَاء الدُّنْيَا ،
ثُمَّ أُنْزِلَ فِي الْيَوْم الرَّابِع وَالْعِشْرِينَ إِلَى الْأَرْض أَوَّل (
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّك )
“Dan semua ini selaras dengan firman
Allah Ta’ala, ‘Bulan Ramadhan yang Al-Quran diturunkan padanya.’ (QS.
Al-Baqarah:185) dan firman-Nya, ‘Sesungguhnya Kami telah menurunkan
Al-Quran pada Lailatul Qadar.’ (QS. Al-Qadr:1). Maka dimungkinkan Lailatul
Qadar pada tahun itu terjadi pada malam tersebut, lalu pada malam itu Al-Quran
diturunkan ke langit dunia secara sekaligus. Kemudian diturunkan yang pertama ke
bumi ayat ‘Iqra’ bismirrabbika..’ pada hari atau tanggal 24 Ramadhan.” (Lihat, Fath
al-Bari, XIV:184)
Berdasarkan pendapat ini, maka
Nuzulul Quran tanggal 24 Ramadhan atau malam ke-25 dapat dikategorikan sebagai
Nuzulul Quran pada tahap ketiga, yaitu ketika Al-Quran diturunkan kepada Nabi
saw. Secara berangsur-angsur, dan tanggal 24 Ramadhan merupakan waktu
permulaannya.
Sumber :
https://www.facebook.com/amin.muchtar.1/notes
0 komentar:
Post a Comment