Friday, July 10, 2015

Tafsir Q.s al-Anbiya 105: “Bumi Adalah Warisan Untuk Kaum Mukmin”

Lighthouse

Oleh : Fahrul Rozi

بســـــــم الله الرحمن الرحيم

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) ad-Dzikr, bahwasanya bumi itu hamba-hamba-Ku yang shaleh-lah yang (mempunyai hak) mewarisinya”(al-Anbiya : 105)

Tafsir Mufradat

1. يرثها: Mewarisinya

 

وَرِثٌ : الوَرَاثَةُ وَ الإِرْثُ : انْتِقَالُ قُنِيَةِ إِلَيْكَ عَنْ غَيْرِكَ مِنْ غَيْرِ عَقْدٍ وَلَا مَا يَجْرِيْ مَجْرَى العَقْدِ، وَ سُمِّيَ بِذلِكَ المُنْتَقَلِ عَنِ المَيِّتِ مِنْ قُنِيَةِ الموروثة ميراث و إرث.

Memindahkan hasil usaha (seseorang) kepadamu tanpa akad, dan tanpa apa yang berjalan seperti jalannya akad, dan (kemudian) dinamakan dengannya apa yang dipindahkan dari seorang yang telah meninggal berupa hasil usahanya.


و-ر-ث : كَلِمَةٌ وَاحِدَةٌ وَ هِيَ المِيْرَاثُ : أَصْلُهُ الوَاوِ .وَهُوَ أَنْ يَكُوْنَ شَيْءٌ لِقَوْمٍ ثُمَّ يَصِيْرُ إِلَى آخَرِيْنَ بِنَسَبٍ أَوْسَبَبٍ.(معجم مقاييس اللغة، 6:105


“Kata wau-ra-tsa, atau miiraats, itu berarti apabila sesuatu milik suatu kaum kemudian menjadi milik yang lain karena nasab ataupun sebab yang lain.”

نرث : berasal dari kata وَرَثَ menurut Ibnu Faris berarti apabila sesuatu yang asalnya milik suatu kaum kemudian berpindah kepada yang lain, karena nasab atau sebab lainnya., ورثنا من آبائي صدق artinya : aku mewarisi kejujuran dari para leluhurku (mu’jam maqoyis al-Lughah, 6 : 105), maksudnya adalah aku memiliki sifat jujur yang dimiliki leluhurku yang telah meninggal.

2. الصالحون: orang-orang yang shalih

الصالحون : berasal dari kata الصلاح yang merupakan kebalikan dari fasad/berbuat kerusakan.

3. عبادي: hamba-hambaku

Jama dari kata ‘abdun yang berarti hamba, namun dalam artian hamba Allah yang taat (karakteristiknya akan kita bahas lebih lanjut dalam bahasan selanjutnya)


Tafsir Jumali

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ- (Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) ad-Dzikr, bahwasanya bumi itu hamba-hamba-Ku yang shaleh-lah yang (mempunyai hak untuk) mewarisinya) Ayat ini menggambarkan bahwa Allah telah mewariskan bumi kepada hamba-hambanya yang shaleh, semua itu telah tertulis dalam zabur, setelah kitab taurat diturunkan.

Dari ungkapan ayat tersebut ada yang menjadikan ayat ini sebagai dalil yang menunjukkan bahwa hamba Allah yang shaleh dalam ayat ini adalah siapa saja yang berkuasa pada masa kini, bukan berarti harus seorang muslim makanya jangan heran jika Allah telah memberikan kekuasaan kepada Israel dan sekutu-sekutunya dewasa ini, karena mereka mampu memanfaatkan bumi dengan baik dengan tidak berbuat kerusakan di dalamnya. Itulah makna keshalehan dalam ayat ini—tidak berarti harus mukmin dan muslim.


Mereka berpendapat bahwa yang dimaksud “hamba hamba Allah yang Shalih” dalam ayat ini dipahami secara harfiah, “hamba” diartikan sebagai manusia (lihat kamus Lisanul ‘Arab) sedangkan shâlihin (orang-orang shaleh) diartikan sebagai kebalikan dari fasad (kerusakan), tanpa mempertimbangkan hubungannya dengan Ayat-ayat lain.


Dalam pandangan penulis pendapat tersebuat tidak dapat di terima, sebab, Pertama, dalam ayat ini Allah menggunakan kata ‘Ibaad as-Shaalihiin’, kata Ibaad, berbeda dengan katga ‘Abiid, kata ini berarti hamba Allah yang taat pada aturannya, Allah merinci karakteristik seorang ‘Ibaad dalam Q.s al-Furqan 62-74, sebagai hamba yang selalu menghabiskan waktu malamnya untuk qiyamullail, tidak menyombongkan diri, berkata yang baik, beriman pada akhirat, tidak berlaku syirik, tidak membunuh orang yang dibenarkan oleh syari’at, bersaksi dengan jujur, mendoakan keluarganya agar menjadi hamba-hamba Allah yang shaleh dan lain sebagainya, lantas, apakah para penguasa Israel, Amerika dan sekutu-sekutunya memiliki sifat-sifat itu? berapa juta orang yang telah mereka korbankan untuk mengukuhkan penjajahan mereka atas Palestina?, berapa orang yang telah mereka korbankan untuk melanggengkan penjajahan mereka atas Iraq? Dan berapa manusia yang mereka korbankan dalam rekayasa peristiwa 9/11?


Kedua
, dalam Ayat ini Allah menggunakan sifat shâlihûn, seperti telah kita ketahui bahwa pengertian shalih adalah kebalikan dari fasad (rusak), seorang yang yang melakukan kemusyrikan disebut sebagai seorang mufsid (yang berbuat kerusakan), Allah berfirman :


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ. قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan laut disebabkan apa yang diperbuat oleh kedua tangan manusia, dengan tujuan agar mereka merasakan sebagian apa yang telah mereka perbuat supaya merke kembali (bertaubat). (41) katakanlah : bepergianlah kamu di muka bumi kemudian perhatiakanlah bagaimana akibat perbuatn yang telah mereka lakukan dahulu, yang dahulu kebanyakan mereka itu adalah orang-orang yang menyekutukan Allah. (Q.s ar-Rum : 41-42)

Mereka yang kini menguasai dunia lewat jubah Israel dan sekutu-sekutunya merupakan para keturunan manusia praktisi Kabbalah, yang mempraktikan ritus-ritus penyembahan terhadap Lucifar dalam form yang bermacam-macam. Kalaupun kita tidak mengakui adanya mereka dan ajaran-ajaranya dan meyakini kaum kristen yang berkuasa, merekapun sama menyembah tuhan yang banyak, maka Jelas mereka mempraktekkan ritus-ritus syirik, dengan begitu mereka tidak dapat memenuhi kriteria sebagai manusia yang shaalih.


Maksud yang Sebenarnya

Rincian ayat ini sebenarnya menjadi gambaran bahwa Allah menciptakan bumi untuk ditinggali oleh mukmin yang shaleh. Sekarang bagaimana jika timbul pertanyaan, mengapa toh kalau memang dunia ini diciptakan untuk mukmin yang shaleh pemerintahan tetap dipegang oleh orang-orang kafir macam para petinggi Amerika?.

Kita bisa menjawab dengan pertanyaan lagi, mengapa pada saat Isa a.s diutus tidak langsung menjadi raja saja di daerahnya? Padahal kan Isa orang Shaleh? Mengapa Allah menakdirkan ajarannya hilang dirusak orang-orang Yahudi-Kainit? Mengapa Allah tetap membiarkan para paganis tetap berkuasa pada masa itu? Jadi Yahudi yang membantai Isa orang Shalih dong?, jadi kita dapat menjastifikasi semua orang musyrik macam namrudz, fir’aun, sampai Abu Jahal sebagai orang shaleh dong?


Tidak seperti itu, mewarisi bukan berarti harus menguasai melainkan mendapat bagian yang kadang sedikit dan kadang banyak tergantung ketentuan yang berlaku—seperti dalam ketentuan waris.


Mukmin dahulu, sekarang, dan yang akan datang hidup mendapatkan bagian yang sah atas bumi, dan hidup dalam keridhaan Allah, baik dalam keadaan berkuasa ataupun tertindas. Sedangkan kaum kafirin hidup di muka bumi bukan atas bagian mereka, itu ditandai dengan adanya murka Allah bagi mereka berupa laknat atau adzab di akhirat kelak atau bahkan disegerakan dunia.

Oleh karena itu mengenai kekuasaan Allah Swt berfirman :

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


Katakanlah, Y
â Allâh yang menguasai kerajaan ini (langit dan bumi), engkau memberikan kekuasaan kepada siapa yang Kau kehendaki dan engkau mencabut kekuasaan dari siapa yang engkau kuasai dan engkau memberikan kejayaan kepada yang engkau kehendaki, dan menghinakan yang engkau kehendaki di tanganmulah kebaikan, sesungguhnya engkau atas segala sesuatu maha kuasa (Q.s. Ali Imran : 26)


Kekuasaan itu Allah yang mempunyai hak mutlak untuk memberikannya. Allah telah memberikan masa-masa sulit bagi kaum-kaum terdahulu, seperti masa ketertindasan kaum Nabi Musa A.s dan Isa. A.s, tapi memberi kekuasaan bagi Nabi Daud dan Sualiman a.s, serta umat Muhammad hingga masa khilafah Utsmani berakhir. Dan kini Allah memberikan kekuasaan bagi kaum kafir Kabbalis-Illuminati. Itulah bagian warisan bumi bagi kaum mukmin hari ini, belum diizinkan untuk berkuasa karena kondisi umat yang belum mengubah apa yang ada di dalam diri mereka sendiri (yughayyiru mâ bi anfusihim).


Kapan Kita Akan Barkuasa Lagi?

Walau hari ini umat Islam terasa begitu terpinggirkan, namun, jangan pernah patah arang, berusahalah untuk tetap Istiqamah dalam keimanan dan amal shaleh karena hari itu pasti akan datang, asalkan kita tetap dalam koridor yang Allah ridhai, tidak menyekutukan Allah, mendirikan shalat dan zakat serta menaati Rasulnya, Allah berfirman :

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ () وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


“Allah telah menjanjukan kepada orang-orang yang beriman di antara kelian dan beramal shaleh sungguh Allah akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi sebagaimana berkuasanya orang-orang (beriman) sebelum mereka. Dan sungguh Dia akan mengokohkan bagi mereka agama mereka yang mereka ridhai, dan sungguh Dia akan menggantikan setelah rasa takut mereka menjadi aman. Mereka beribadah kepadaku tidak menyekutukan ku dengan sesuatupun dan barang siapa kafir setelah itu maka mereka itulah orang-orang fasiq -55- dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan taatilah rasul supaya kalian di dirahmati
-56-(Q.s. an-Nûr : 55-56)


Selain itu, musuh Allah tidak akan diam, terus menghalangi manusia agar mereka keluar dari ajaran yang diridhai-Nya, dan yang kini banyak bermain adalah kaum Yahudi dan Nashrani—yang sudah menganut ajaran setan. Allah berfirman :

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

 

“Orang-orang Yahudi dan Nashrani (yang) itu tidak akan ridha sehingga kamu mengikuti millah mereka maka katakanlah : sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya) dan sungguh jika kalian mengikuti kemauan mereka setelah datang kepadamu pengetahuan itu, maka kamu tidak akan memiliki dari Allah pemimpin dan penolong” (Q.s. al-Baqarah : 120)

Kekuasaan bagi kaum mukmin akan datang manakala syarat yang Allah tentukan telah terpenuhi—iman amal shaleh, memperkuatnya dengan shalat zakat, dan taat pada rasul—tanpa menyekutukan Allah sedikitpun. Ketika itu sudah memesyarakat di antara kaum muslim pertolongan Allah akan datang, tapi apabila kita menuruti kemauan mereka untuk mengikuti millah mereka—yang bertentangan dengan ajaran Islam—maka Allah sekali-kali tidak akan menjadi penolong dan kemenangan tidak akan kunjung datang. Wallohu a’lam


Artikel Terkait :

-Mengenal tiga Istilah : Din, Millah, dan Syari'at

 

-al-Qur`an Mengungkap Agenda Tatanan Dunia Baru Illuminati

2 komentar:

ANGKA MISTIK
July 13, 2019 at 12:40 PM

Apakah kamu sudah tau prediksi mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong

Anonymous said...
June 12, 2020 at 9:41 AM

===Agens128 CASINO ONLINE Free Coin===

Pakai Pulsa Tanpa Potongan
Juga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
Game Populer:
=>>Sabung Ayam S1288, SV388
=>>Sportsbook,
=>>Casino Online,
=>>Togel Online,
=>>Bola Tangkas
=>>Slots Games, Tembak Ikan
Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
|| Online Membantu 24 Jam
|| 100% Bebas dari BOT
|| Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA

WhastApp : 0852-2255-5128
Agens128 Agens128

Post a Comment

Total Pageviews