Sunday, May 19, 2013

Iblis berasal dari bangsa Jin

http://cerita-utama.serambi.co.id

Bismillahirrahmanirrahim
Ada sebagian dari muslimin yang meyakini bahwa Iblis berasal dari bangsa malaikat. Mereka sering berdalih dengan ungkapan-ungkapan ayat al-Qur’an yang menurut dianggap mendukung keyakinan mereka.  Dalam artikel ini penulis mencoba mengungkap kekeliruan pendapat mereka dengan mengungkapkan analisa Tafsir dari ayat yang sering mereka jadikan alasan.

 
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
 
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan (membangkang) dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.(al-baqarah 34)
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ
 
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. (Al-a’raf :11)
 
Banyak orang menyimpulakan ayat ini merupakan isyarat bahwa Iblis adalah salah satu dari bangsa Malaikat berdasar pada istisnaa yang digunakan dalam kedua ayat tersebut. Ditambah lagi dengan banyaknya Atsar yang disaandarkan kepada shahabat dan tabi’in  yang mendukungnya dengan jumlah yang sangat banyak, berikut beberapa atsarnya :
 
Dari Ibnu Abbas ia berkata : Iblis adalah salah seorang daripada malaikat : dia disebut dengan jin yang diciptakan dari api yang sangat panas, di kalangan para malaikat namanya harits  dia adalah salah satu penjaga dari beberapa penjaga surga, semua malaikat diciptakan dari cahaya kecuali makhluk ini (Iblis), (ibnu Abbas)

berkata : dan jin yang dikatakan dalam alqur’an itu diciptakan dari  nyala api. Yaitu lidah api yang terdapat pada ujungnya ketika menyala.( tafsir ibnu Katsir : 1 :153)

Ibnu Abbas berkata : Nama Iblis tersebut adalah Azazil, dia adalalah salah seorang malaikat yang paling mulia. Dia termasuk malaikat yang mempunyai empat sayap, kemudian ia membangkang setelahnya. (Tafsir Al-qurthubi jilid 1 : 438)

M
asih dari Ibnu abbas ia berkata : Iblis itu termasuk ke dalam golongan malaikat, tapi ketika ia bermaksiat kepada Allah, maka Allah murka kepadanya dan melaknatnya maka jadilah ia sebgai setan.(ibid)

Atsat-atsar tersebuut sangat banyak ditemukan, di antara mereka yang menjadi sumberenya antara lain: Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ibnu Juraij, Ibnu Musayyab Qatadah, dan yang lainnya.(Tafsir al-Qurthubi jilid 1 : 438)

Pendapat ini terus berkembang, hingga Sa’id bin zuber berpendapat bahwa jin adalah cucu dari maliakat yang diciptakan dari api, dan Iblis termasuk ke dalamnya. Adapun malaikat itu diciptakan dari cahaya (Tafsir Al-qurthubi jilid 1 : 439)

Namun perlu diingat, semua pendapat tersebut tidak ada satu pun yang berseumber dari Rasululah saw, ditambah lagi banyak ayat dan hadits yang bertentangan dengannya, di antaranya aalah :

Pertama
, Tabiat malaikat yang tidak pernah bermaksiat kepada Allah swt seperti diungkap dalam QS At-tahrim : 6, yang berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُون
 Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.s. at-Tahrum : 6)

Begitu juga  ungkapan ayat QS Al-an’am : 61,
 
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak pernah melalaikan kewajibannya. (Q.s. al-An’am : 61)

Diperkuat dengan statement Malaikat terhadap Allah dalam QS al-Baqarah : 30,
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ  

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak  menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(al-Baqarah : 30)

 
Dalam ayat ini malaikat menunjukkan kehawatirannya terhadap sikap manusia yang punya kecenderungan untuk berbuat kejahatan karena nafsu yang ada dalam diri mereka, dengan mengungkapkan secara tidak langsung bahwa yang mampu menjadi khlifah di muka bumi hanyalah makhluk yang selau bertasbih dan mennyucikannya, karena dengan begitu setiap perintah dan larangan Allah akan senantiasa diindahkan maka kelangsungan kehidupan di dunia pun akan terjaga.

Semua pengungkapan tabi’at balaikat tersebut diungkapkan dalam al-Qur’an denagan menggunakan kalimat fiil mudlari yang dalam ilmu ma’ani memiliki fungsi untuk menunjukkan keadaan yang tetap tidak berubah (tajaddud ma’a al-istimrar).

Kedua,
bertentangan dengan QS al-kahfi 50 yang menyebutkan bahwa Iblis berasal dari golongan jin, Allah berfirman :
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia itu berasal dari bangsa jin, yang kemudian mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang dzalim.”(Al-kahfi: 50)

Diperkuat dengan Hadits Riwayat Muslim, Ungkapan hadits ini menunjukkan bahwa bahan jin diciptakan dari api sama dengan Iblis sedangkan bangsa malaikat diciptakan dari cahaya, Rasulullah saw bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : خُلِقَتِ المَلَائِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَخُلِقَ إِبْلِيْسُ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّاوُصِفَ لَكُمْ

مسلم، ابن كثير , 9: 153


Dari aisyah RA dari Rasululloh saw bahwasanya Dia telah bersabda : Maliakat itu diciptakan dari cahaya, Iblis diciptakan dari nyala api dan adam diciptakan dari apa yang disifatkan padamu (tanah) (HR.Muslim, dalam Tafsier Ibnu katsir , 9 : 153)


Oleh karena itu Iblis bukan termsuk ke dalam bangsa malaikat tapi termasuk bangsa Jin. 


Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, bahwa Alasan Allah swt mempersamakan Iblis seakan mempersamakan antara Iblis. Adalah karena Iblis beribadah sebagaimana Malaikat beribadah sebelum Adam diciptakan. Sebab tiada lain Allah menciptakan Jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadanya, firman Allah :
ومَا خَلَقْتُ الْجنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لَيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”(adzariyat : 56)
Para Para Ulama ahli nahwu menamakan bentuk pengecualian yang tidak sejenis ini dengan nama “ististna Munqathi” (pengecualian terputus).

Maka kemudian Ibnu Katsir mengungkapkan kemugkinan terbesar sumber atsar-atsar tentang Iblis yang dibansakan kepada malaikat kebanyakan berasal dari pengaruh cerita-cerita Israiliyyat, Ibnu Katsir mengungkapkan dalam tafsirnya :
 
“telah diriwayatkan banyak atsar yang membahas tentang hal  tersebut yang bersumber dari para salaf. semua riwayat tersebut kebanyakan bersumber dari Israiliyyat yang dinukil untuk untuk menafsirkan perkara ini, hanya Allah yang tahu berapa banyak jumlahnya. di antaranya ada yang terungkap kebohongannya karena bertentangan dengan kebenaran seperti atsar-atsar yang terdapat dalam pembahasan kali ini.

Banyak dari berita-berita terdahulu yang membelokkan makna al-Qur’an. kabar tersebut hampir tidak lepas dari perubahan, penambahan serta pengurangan, dan sungguh terdapat kepentingan yang banyak di dalamnya. Mereka (para salaf, Ibnu Abbas Ibnu Mas'ud dsb) tidak mempunyai penjaga yang mampu mencegah upaya pembelokan oleh orang-orang ghuluw dan jiplakan para ahli bathil, Seperti penjaga  yang ada dalam Umat ini (para muhaddisin. pent) mereka adalah Imam-imam para ulama, pemimpin-pemimmpin orang-orang bertaqwa, orang-orang yang paling shaleh, para pengkritik terbaik, dan penghafal yang baik yang membukukan hadits dan meneliti derajat keshahihan dan kehasanan, kedaifan, munkar ,maudlu, matruk, makdzub, dan menjelaskan siapa para pembuat hadis maudlu, siapa para pendusta dan dan siapa orang yang majhul, dan macam-macam rijal hadits yang lainya (Tafsir Ibnu Katsir , 9 : 155)
 
Pada intinya Ibnu Katsir menuturkan alasan mengapa berita-berita Israiyyat  bisa masuk ke dalam pendapat para salaf, sebab perhatian para ulama terhadap atsar para salaf tidak sebesar perhatian mereka terhadap hadits Nabi saw yang memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi. kemungkinan berita israiliyyat ini disusupkan oleh orang-orang yang mempunyai kepantingan buruk terhadap Islam. Wallohu a’lam


Sumber :

al-Qur’an al-Karim

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir al-Qurthubi

0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews