Thursday, March 30, 2017

CARA MENSYUKURI TIGA POTENSI UTAMA MANUSIA


SAM’A ABSHAR AF`IDAH
(PENDENGARAN, PENGLIHATAN, DAN HATI) 
 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Para membaca yang budiman dalam quran surat saba ayat ke- 13 diungkapkan bahwa hambanya yang bersyukur sangatlah sedikit, artinya sedikit juga orang yang akan masuk surga, karena tiada yang masuk surga kecuali yang mensyukuri nikmatnya.


bersyukur bukan hanya berterima kasih kepada Allah dengan mengucapkan hamdalah, akan tetapi  syukur mencakup makna yang lebih luas lagi yaitu : menggunakan segala apa yang telah Allah anugrahkan untuk mengabdi kepadanya dalam sesuatu yang diridhainya

Mengenai ayat ini, diriwayatkan dalam kitab Jaami’u ahkaam al-Qur’an karya Imam al-Qurthubi dalam menafsirkan QS saba 13 ini diriwayatkan Umar radiyaallohu ‘anhu pernah mendengar seseorang yang berdo’a :
 

اللهم اجعلني من القليل
“Yaa Allah jadikanlah termasuk golongan orang-orang yang sedikit”

Kemudian Umar Radiyallohu ‘anhu menjawab berkata :
 

ما هذا الدعاء

Do’a apa ini?


Kemudian seseorang tadi menjawab :

أردت قوله تعالى : { وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ سبا :13}


“Yang saya maksud adalah firman Allah swr : “dan sedikit sekali hamba-hamba ku yang bersyukur”(QS. Saba 13)

Kemudain Umar Radiyallohu ‘anhu berkata kepada dirinya sendiri :

كل الناس أعلم منك يا عمر!

Setiap orang lebih mengatahui dari pada kamu wahai ‘Umar !

Kejadian di atas menggambarkan rasa takut sahabat digolongkan pada kebanyakan manusia di muka bumi yang tidak bersyukur terhadap nikmat-Nya.

Bersyukur dangan mencari ilmu dan Tabayyun (meneliti kebenarannya)

        Allah swt menciptakan manusia ke alam dunia ini dengan diberikan tiga buah modal utama ya’ni penglihatan pendengaran dan  dan Hati (fu’ad, af’idah), tiga buah modal ini Allah anugrahkan kepada manusia melainkan hanya supaya manusia bersyukur, Allah swt berfirman :

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

 Allah telah mengeluarkan kamu sekalian dan perut ibu kamu selalian dalam keadaan tidak mengetahui apapun maka kami jadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati supaya kamu sekalian bersyukur.(Qs.An-Nahl : 78)

          Dalam ayat lain Allah berfirman :

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا (الأسراء:36)

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.)al-Isra :36)


Kata fu’ad (hati) dalam kitab Lisanul arab diartikan dengan Al-qalbu, berbicara tentang hati (qalbu, fu’ad/af’idah) bararti berbicara tentang keyakinan atau keraguan, yang didapat dari pemahaman yang benar yang berasal dari tuntunan Allah dan Rasulnya, berbeda dengan syu’ur yang berarti perasaan. Artinya Allah memerintahkan manusia agar senantiasa mencari kebenaran bukan dengan ukuran benar menurut perasaan seperti yang diajarkan dalam aliran tasawwuf akan tetapi berdasarkan dalil.

Oleh karenanya, dari kedua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa bersyukur dangan tiga anugrah Allah tadi adalah dengan tidak mengikuti sesuatu yang kita tidak tahu ilmunya (taqlid), dan senantiasa mencari ilmu sampai benar-benar yakin apakah ia bersumber dari al-qur’an dan sunnah atau bukan.

Dalam hadits Riwayat Muslim Rasulullah saw mengatakan, bahwa seorang yang hanya selalu meyakini setiap apa yang didengarnya dari seseorang tanpa memastikan kebenarannya maka dia talah berdusta, sabdanya :

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ (مسلم)

“Cukuplah bagi sesorang dikatakan berdusta jika menceritakan setiap apa yang didengarnya”(HR Muslim)

Dalam al-Qur’an pun Allah swt telah memperingatkan :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (الحجرات :6)

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.)al-Hujuraat : 6)

Oleh karena itu pendengaran, penglihatan, serta keyakinan kita terhadap sesuatu beradasarkan dalil ataukah tidak akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat apakah kita termasuk hambanya yang bersyukur ataukah tidak, mudah-mudahan Allah swt memnganugrahkan huidayhnya agar kita senantiasa bersyukur kepadanya, dengan sebenar-benarnya syukur Amien.
Wallohu a’lam

2 komentar:

Miliana
September 4, 2019 at 7:52 PM
Anonymous said...
June 12, 2020 at 9:22 AM

===Agens128 CASINO ONLINE Free Coin===

Pakai Pulsa Tanpa Potongan
Juga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
Game Populer:
=>>Sabung Ayam S1288, SV388
=>>Sportsbook,
=>>Casino Online,
=>>Togel Online,
=>>Bola Tangkas
=>>Slots Games, Tembak Ikan
Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
|| Online Membantu 24 Jam
|| 100% Bebas dari BOT
|| Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA

WhastApp : 0852-2255-5128
Agens128 Agens128

Post a Comment

Total Pageviews